Minggu, 08 Juni 2014

tips photo pernikahan

 

1. Buatlah daftar Foto yang akan kalian ambil.

Salah satu saran yang bisa sangat membantu tentang Wedding Photography adalah meminta pasangan tersebut untuk memikirkan foto-foto seperti apa yang mereka inginkan pada saat acara pernikahan. Ini akan sangat membantu pada saat pemotretan bersama keluarga, tentunya Sobat tidak ingin ketika menyerahkan hasil foto yang bagus tetapi kalian tidak menyertakan salah satu anggota keluarga dalam foto-foto tersebut bukan?

2. Memilih koordinator foto

Memotret seluruh anggota keluarga pada saat acara pernikahan bisa terasa merepotkan loh! Biasanya kebanyakan dari mereka berjalan kesana kemari menemui anggota keluarga lain, teman, kolega dan lain-lain. Parahnya lagi Sobat pasti tidak mengenal satu-satu anggota keluarga tersebut, ditambah lagi ada dua keluarga yang berkumpul baik itu dari pihak laki-laki maupun perempuan. Mintalah pada pasangan tersebut seorang foto koordinator yang mengenal seluruh anggota keluarga, dan lebih baik dipilih dari salah satu anggota keluarga mereka. Foto koordinator bisa membantu Sobat ketika mengumpulkan mereka untuk sesi pemotretan.

3. Kunjungi lokasi acara

Kunjungi semua lokasi pernikahan dimana kalian akan memotret sebelum acara berlangsung. Memang beberapa fotografer wedding profesional tidak melakukannya, tetapi ini akan sangat membantu untuk mengetahui darimana kita memotret, merencanakan angle atau frame foto yang akan kita ambil dan melihat bagaimana kondisi pencahayaan pada waktu yang sama ketika acara pernikahan. Cobalah mengajak pasangan turut serta melihat lokasi, dan mencoba mengambil beberapa foto, siapa tahu bisa menjadi foto 'Pra-Wedding'.

4. Persiapan adalah kunci dari Wedding Photography

Potensi kesalahan besar terjadi pada saat acara pernikahan, jadi Sobat harus membersiapkan diri dengan baik. Buatlah rencana cadangan (jika pernikahan outdoor dan cuaca buruk), pastikan baterai diisi penuh, memory card benar-benar kosong, pikirkan tentang rute atau urutan pemotretan sehingga Sobat mengetahui momen apa yang terjadi berikutnya. Datanglah pada acara gladi resik jika memungkinkan dan memang jika ada acara tersebut, dari situ kalian bisa mengumpulkan informasi tentang posisi memotret, pencahayaan, urut-ututan acara dan lain-lain.

5. Ketahui apa yang menjadi harapan kedua pasangan terhadap hasil foto kalian

Tunjukkan hasil foto atau portofolio kalian pada mereka. Ketahui apa yang ingin mereka dapatkan, berapa banyak foto yang mereka inginkan, acara apa saya yang tidak boleh terlewatkan dan bagaimana foto tersebut digunakan. Pastikan kalian membuat semacam perjanjian atau deal harga jika kalian mengenakan biaya untuk Wedding Photography.

6. Matikan suara yang ada pada kamera digital kalian.

Jangan pernah menambahkan bunyi-bunyi Beep pada saat khidmadnya acara pernikahan. Matikan semua fitur suara sebelum acara pernikahan.

7. Potretlah detail-detail kecil

Ambillah gambar cincin, pernak-pernik kebaya atau gaun penganti, bunga, penataan meja dan lain-lain. Ini akan memberikan warna dan dimensi pada album pernikahan. Cobalah membuat sebuah album dengan format Wedding Magazine agar lebih memiliki mood ketika pasangan tersebut melihat album tersebut.

8. Gunakan dua kamera

Berusahalah mendapatkan kamera lain, entah itu dengan cara memohon atau meminjam ke orang lain. Gunakan dua lensa yang berbeda pada setiap kamera. Idealnya satu kamera dilengkapi dengan lensa wide (bagus untuk candid dan ruang sedikit sempit), dan satu lagi dengan lensa zoom (kalau bisa gunakan lensa yang memiliki focal length maksimal 200mm).

9. Pertimbangkan menggunakan Fotografer kedua.

Memiliki fotografer cadangan bisa menjadi strategi yang bagus, hal ini berarti Anda tidak akan bergerak atau berpidah tempat terlalu banyak pada saat acara pernikahan. Satu fotografer mengambil foto formal, dan satu lagi mengambil foto candid. Memotret sendirian akan memberikan tekanan tersendiri karena kalian akan dituntut menghasilkan foto-foto bagus disetiap momen pernikahan.

10. Berani tetapi jangan terlalu mencolok

Sikap ragu-ragu atau malu-malu tidak akan memberikan foto yang kalian cari, terkadang Sobat harus sedikit berani untuk menangkap momen, bagaimanapun juga timing merupakan segalanya dan berpikirlah untuk mendapatkan posisi yang tepat saat momen penting sehingga tidak mengganggu jalannya acara pernikahan. Bergerak atau berkelilinglah secara efisien, seperti berpindah tempat pada saat pemutaran lagu atau pidato sambutan. Bersikaplah berani ketika mengambil foto-foto penting, terutama foto yang diinginkan oleh kedua pasangan.

11. Pelajari bagaimana memanipulasi cahaya.

Kemampuan untuk memantulkan atau menyebarkan diffuse cahaya. flash merupakan kunci dalam Wedding Photography. Sobat pasti banyak menemui sebuah acara pernikahan di dalam gedung yang memiliki kondisi pencahayaan rendah atau temaram, jika kalian diijinkan untuk bisa menggunakan flash (beberapa tempat seperti gereja tidak memperbolehkan) lihatlah apakah memungkinkan untuk memantulkan cahaya flash ke langit-langit gedung? (ingatlah bahwa memantulkan cahaya flash pada dinding dengan permukaan bewarna akan merubah warna hasil foto kalian), atau pertimbangkan juga menggunakan difuser agar cahaya flash lebih lembut. Gedung acara pernikahan tidak mengijinkan penggunaan flash? maka kalian setidaknya menggunakan lensa cepat dengan aperture lebar atau meninggikan pengaturan ISO. Sebuah lensa yang memiliki fitur image-stabilisation (IS/VR) akan sangat membantu.

12. Gunakan format RAW

Kebanyakan fotografer tentu merasa tidak memiliki cukup waktu untuk menggunakan format RAW, mengingat butuh proses lebih panjang dalam paska pemotretan, tetapi acara pernikahan terjadi sekali seumur hidup dan RAW akan sangat berguna karena memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam memanipulasi foto setelah pemotretan. Acara pernikahan terkadang memiliki nuansa pencahayaan yang 'tricky', maka dari itu RAW merupakan pilihan bagus guna memanipulasi exposure serta white balance menggunakan perangkat lunak.

13. Lihat hasil foto kalian pada saat acara resepsi

Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kesiapan media. Beberapa fotografer bahkan selalu membawa notebook atau laptop pada saat acara resepsi pernikahan. Mereka melihat kembali dan membuatnya sebagai slideshow, dan memutarnya pada saat acara malam hari.

14. Pertimbangkan penggunaan background foto.

Salah satu tantangan dalam Wedding Photography adalah semua orang selalu bergerak kesana kemari, dan ini berarti background foto kalian juga akan berganti-ganti bukan? Idealnya cari BG yang teduh, rapi dan tidak ada elemen-elemen benda yang bisa mencuri perhatian penikmat foto pernikahan tersebut.

15. Jangan fembuang foto-foto jelek

Salah satu keunggulan dalam fotografi digital adalah kemudahan mereview foto-foto yang sudah kita ambil, kita bisa dengan muda menghapus foto-foto yang dianggap jelek. Sobat perlu ingat bahwa, foto pada nantinya bisa di-crop atau dimanipulasi untuk memberikan kesan seni atau abstrak dan bisa ditambahkan pada album pernikahan.

16. Merubah prespektif

Berusahalah untuk sedikit kreatif dengan jepretan-jepretan kalian. Memang pada nantinya foto-foto dalam album akan berupa foto-foto formal atau pose formal, tetapi pastikan kalian untuk menyisipkan foto-foto dengan angle pemotretan dari bawah, atas, dengan wide angle dan lain-lain.

17. Fill Flash

Ketika memotret di luar ruangan pada saat setelah acara pernikahan atau saat sesi pemotretan, Sobat mungkin sebaiknya tetap membawa flash kalian turut serta, dan gunakan teknik fill flash. Atur kekuatan atau power flash sebanyak satu atau dua stop agar foto tidak terlalu blow-out, tetapi fill flash adalah suatu keharusan ketika pada kondisi subyek yang backlit (terkena cahaya matahari dari belakang) atau pada saat siang hari yang akan mengakibatkan banyak bayangan kuat.

18. Mode Continuous Shooting

Kamera dengan fitur memotret dalam jumlah banyak pada satu waktu akan sangat bermanfaat pada acara pernikahan, jika kamera kalian mendukung fitur tersebut, maka gunakanlah. Terkadang foto kedua dari sequence foto adalah foto yang terbaik, karena mereka tampak santai dan telah beradaptasi pada momen tersebut.

19. Berharap apa yang tidak diharapkan

Rencana sempurna pun pada prakteknya bisa saja terjadi kesalahan, tetapi kesalah tersebut bisa menjadi momen yang sempurna di acara pernikahan. Banyak sekali kesalahan yang bisa terjadi pada saat acara pernikahan, seperti cincin yang terselip dan sulit ditemukan, turun hujan ketika acara resepsi berakhir dan lain-lain.
Momen seperti ini tentu akan menyebabkan sebuah kepanikan, tetapi momen seperti inilah yang bisa menciptakan kenangan yang tidak terlupakan. Cobalah mengabadikan momen tersebut, dan kalian akan mendapatkan foto-foto lucu yang membuat mereka tertawa.

20. Bersenang-senanglah

Wedding atau pernikahan adalah sebuah perayaan, dan perayaan seharusnya menyenangkan. Semakin Sobat merasa senang sebagai seorang fotografer, maka percayalah kalian akan semakin santai ketika memotret.

Afghan Girl (1984)

Photographer: Steve McCurry
Photo diatas adalah photo seorang gadis yang bernama Sharbat Gula,salah seorang yang tercatat sebagai pengungsi Afghanistan pada masa perang sovyet-afghan.
pada saat photo tersebut diambil gadis tersebut berusia 13 tahun Pemotretan itu dilakukan di lokasi Camp Nasir Bagh, Pakistan dekat dengan perbatasan Afghanistan.
Fotonya menjadi sangat terkenal, karena dimuat di majalah National Geographic pada edisi Juni 1985.
Sorot Mata Sharbat Gula, mengisyaratkan trauma dan ketakutan para pencari kedamaian dan ketentraman hari depan.
Sorot mata Sharbat Gula telah menarik perhatian dunia untuk memperhatikan nasib anak-anak di peperangan dan pengungsian. Dan oleh karena Foto Sharbat gula , Organisasi Amal untuk memajukan Pendidikan Gadis dan Wanita Afghanistan telah tercipta
Sharbat Gula terkenal di dunia sebagai Terkenal sebagai Wanita  Afgan sampai ia secara resmi diidentifikasikan pada awal tahun 2002.

Prengertian fhotografi


Photografi adalah sebuah kegiatan atau proses penghasilan suatu seni gambar/foto melalui media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu

Ada beberapa faktor menghasilkan sebuah hasil karya yang menarik. Faktor yang paling menarik adalah faktor pencahayaan. Tanpa pecahayaan yang baik akan terlalu sulit untuk menghasilkan poto yang bagus, untuk itu dibutuhkan faktor kedua

Faktor kedua adalah photografer, faktor ini sangat penting. Karena jika tidak ada photografer proses photografi tidak akan terjadi. fhotografer dituntut untuk menghasilkan sebuah foto yang menarik

Faktor ketiga adalah kamera, tanpa kamera proses photo tidak akan terjadi, kamera adalah alat pokok untuk kegiatan photografi, tidak perluh menggunakan kamera malah untuk mendapatkan foto yang bagus. Dan faktor terakhir adalah alat pendukung seperti lensa, alat bantu cahaya,reflektor,tripod dan lain-lain

KESIMPULAN
Fotografi adalah kegiatan seni, dan jenis fhotografi ada bermacama-macam. untuk itu dibutuhkan seorang fhotografer yang mengerti seni dan jeni fhotografi

12 cara memahami DSLR

1. Cari satu subjek - Kita mungkin akan merakam satu kawasan yang luas, jadi yang paling penting jangan hampiri kawasan yang gelap dan kurang cahaya. Deria mata kita dapat mengesan lebih banyak cahaya dan pelbagai jenis cahaya yang lebih luas daripada satu deria kamera digital (yang di disebut Dynamic Range dalam setting kamera). Mata kita boleh melihat menembusi cermin dan terlihat isi dalamnya walaupun dalam keadaan cahaya yang rendah berbanding dengan keadaan cahaya di luar. Bagaimanapun, Dengan kamera, kita hanya dapat lihat apa yang ada diluar cermin atau di dalam cermin saja. Pertimbangkan hal ini bila memilih subjek. Jangan pilih terlalu banyak subjek. Kalau terdapat banyak subjek dalam gambar tersebut tampak tak menarik mata memandang.
2. Letakkan kamera pada sesuatu. Kalau ada tripod, lebih baik pasangkan. Kalau tak ada, letak pada satu kawasan yang kukuh. banyak yang bilang tripod ini tidak diperlukan, Tapi untuk dapatkan hasil yang bermakna, pasanglan tripod.
3. Gunakan tetapan Program (P). Ianya adalah mode terbaik untuk permulaan pembelajaran.
4. Tukarkan kelajuan ISO. coba ekperimen dengan ISO. Boleh ubah tetapan ISO dalam setting kamera. Ada juga kamera yang sediakan short-cut key untuk menukar kelajuan ISO. Untuk yang belum paham tentang kelajuan ISO, fungsinya adalah untuk mengukur kepekaan kamera dengan cahaya, lebih rendah angkanya, lebih kurang sensitif kamera terhadap cahaya. Lebih tinggi nomernya, lebih tinggi sensitif kamera terhadap cahaya. Coba amati gambar pada subjek yang sama, kita gunakan ISO paling rendah (50, 100 atau 200), dan kemudian coba pula dengan ISO yang lebih tinggi (800, 1600 atau lebih).
5. Gunakan tetapan Aperture-Priority (A). biasanya disebut sebagai Av (Aperture value) atau A (aperture priority) pada tetapan dail.
6. Tetapkan bukaan aperture lensa. Boleh diubah dengan menukar nomer dial pada kamera (dipanggil diaphragm) yang kebiasaannya bermula dari 1.4 hingga 22 pada hampir semua jenis lensa). Cuba rujuk pada buku arahan untuk lebih tepat. Fungsinya ialah menukar saiz bukan lensa untuk membenarkan lebih banyak cahaya masuk atau mengurangkan jumlah cahaya pada sensor. Saiz bukaan lensa dinyatakan dengan pengiraan nisbah jarak lensa dengan saiz bukaan lensa (digambarkan dengan f/5.6 contohnya). Lebih kecil saiz aperture (kurang cahaya masuk) dinyatakan dengan nombor yang lebih besar (f/22 contohnya). Jadi, cuba rakamkan 2 gambar dengan aperture yang besar dan aperture yang kecil.
7. Ubah kepada tetapan Manual (M) sepenuhnya. Tetapan ini membenarkan kita mengawal sepenuhnya kamera untuk dapatkan hasil gambar yang lebih menarik. Bukanlah sepanjang masa kita perlu gunakan Manual mode, kalau tak apa gunanya setting lain tu. Tapi kita perlu gunakan manual apabila ingin mengawal kedua-dua kelajuan shutter dan bukaan aperture.
8. Tukar kelajuan shutter. Ia digambarkan dengan nombor-nombor yang menaik dua kali ganda setiap kali ditukar. Kelajuan shutter bermula dari 1 saat, 1/2 saat, 1/4, 1/8, 1/16, dan seterusnya (disebut “stop” setiap perubahan nomer).
Coba ambil satu gambar dengan beberapa stops yang berbeda.
- Gambar yang menggunakan shutter laju lebih gelap mungkin lebih baik atau sebaliknya bergantung kepada cahaya.
- Gambar yang menggunakan shutter perlahan menampakkan pergerakkan, gambar yang goyang sekiranya kita pegang kamera sendiri. Walaupun kita memasangkan kamera pada tripod, kelajuan shutter yang sangat perlahan (setengah saat atau lebih) akan menghasilkan gambar yang kabur kerana kamera goyang.
- Bagaimanapun, kita perlu gunakan shutter yang lebih perlahan pada waktu malam contohnya untuk dapatkan gambar pergerakkan lampu kereta. Dalam keadaan yang terang kita boleh gunakan shutter lebih laju untuk mendapatkan pergerakkan yang terhenti.
9. Penting. Ingat terma ini. pikirkan terma cahaya, kita boleh ubah bukaan aperture, kelajuan ISO atau kelajuan shutter untuk mendapatkan kekuatan berbeza pada setiap jenis keadaan cahaya. Mengubah setiap satu daripada akan memberi kesan pada gambar yang diambil, mungkin lebih baik atau sebaliknya. Ingati setiap satunya, sehingga kita terbiasa dengan setiap keadaan sekeliling.
10. Tukarkan kembali kepada tetapan Program (P) sekarang. Memang menarik mengetahui kesemua benda diatas, Tapi kebanyakkan kita tak perlu pikirkan tentang tetapan manual kerana ada tetapan automatik lain yang memudahkan kerja.
11. Gunakan lensa yang berbeza. Kalau belum ada, lebih baik memiliki satu lensa zoom. hanya praktikal untuk potret. Lensa tetap dengan saiz berbeda memiliki focal lengths yang berlainan. Lensa zoom juga mempunyai saiz panjang focal berbeda dan boleh diubah. Lensa 50mm adalah bersamaan atau lebih kurang dengan penglihatan manusia sekiranya dipasang pada 35mm film atau sensor. Bagaimanapun, kebanyakkan sensor digital SLR adalah lebih kecil daripada 35mm film. Maka, panjang focal sebenar perlu digandakan dengan 1.5 di kebanyakkan kamera. (Disebut dengan Digital Field of View Cropping). Lensa telephoto seperti 80mm atau lebih panjang akan membawa subjek lebih dekat kepada kita. Sesuai digunakan untuk potret dan merakam haiwan. Tetapi kita perlu ingat saiz bukaan aperture pada photo lebih kecil berbanding lensa tetap. Maka sensitiviti lensa akan lebih lemah berbanding lensa biasa. Ada juga lensa yang mempunyai bukaan aperture lebih besar seperti 70-300mm f/2.8, tetapi harganya adalah sangat mahal. Wide-angle lens seperti 10-20mm memberikan lebih ruang pada pandangan kita. Ia juga memberi gambaran yang kita melihat sesuatu objek pada jarak yang jauh. Ianya berguna apabila merakam gambar pada ruang yang lebih kecil seperti dalam bilik atau pemandangan luas.
12. Mulakan merakam gambar-gambar. Sekarang kita sudah pahami asas-asas menggunakan kamera digital SLR.

WHITE BALANCE


wb-white-balance
Contoh beberapa preset White Balance
Tips terakhir untuk artikel ini adalah menentukan setting WB / White balance yang tepat dengan keadaan atau hasil yang ingin dicapai. Memang bagi setiap kamera biasanya telah ada AWB atau Auto White Balance, tapi sekali lagi, AWB sering kali tidak menerjemahkan keadaan dengan baik atau tidak memahami keinginan kita.
Misalnya bila keadaan cahaya di lapangan mendung, maka pilihlah WB cloudy (yang bergambar seperti awan). Kalau di bawah bayangan, pilih Shade dan seterusnya. Kalau di dalam ruangan yang lampunya kuning, maka pakailah WB tungsten (yang gambarnya seperti bola lampu).
Bila ingin gambar kelihatan lebih hangat (kekuningan/jingga), maka set WB ke cloudy atau shade. Bila ingin gambar kelihatan lebih dingin / kebiruan, maka pilihlah WB tungsten.

DEPTH OF FIELD / KEDALAMAN FOK

Kedalaman fokus yang tipis membuat subjek lebih menonjol dan latar belakang menjadi blur sehingga berkesan artistik.

Di gambar ini, aku menggunakan bukaan sangat besar, yaitu f/1.4 sehingga depth of field sangat tipis, latar belakang menjadi sangat halus, bahkan sebahagian besar rambut juga menjadi kabur. Selain itu, lensa yang aku pakai juga cukup tajam atau halus. Data Teknik: f/1.4, 85mm, 1/1600 detik ISO 200

MENCEGAH gambar KABUR / GOYANG

Dua faktor gambar kabur atau goyang kerana salah fokus atau shutter speed kurang tinggi. Untuk masalah auto fokus, jangan merendahkan setting automatic focus, tapi pilihlah titik fokus tertentu. Bila subjek bergerak, maka gunakanlah continuous AF sehingga auto focus boleh mengikuti subjek.
Untuk memastikan fokusnya benar-benar telah terkunci, kita akan terdengar bunyi “beep” atau lihat konfirmasi AF yang biasanya berbentuk bulatan atau kotak hijau di dalam jendela bidik / viewfinder.
Berkenaan dengan masalah shutter speed, untuk gambar subjek yang bergerak,kita perlu shutter speed yang cukup tinggi.
Contoh: minimal 1/125 untuk gambar orang berjalan. Kalau lebih rendah, gambar akan kelihatan kabur.

Foto #2
Keterangan gambar: Untuk membekukan gambar si penari, aku menggunakan setting AF-C (Nikon) / Ai Servo (Canon) supaya auto fokusnya tetap terkunci pada si penari tersebut walaupun si penari itu bergerak dengan cepat. Lalu aku juga menggunakan shutter speed yang cukup tinggi. Aku juga menggunakan komposisi ekposur untuk mengkomponsasikan latar belakang yang hitam pekat. Data Teknik: Aperture priority (Av) mode f/4, 1/200 detik, EC -1 1/3, AF-C, ISO 1250, 70mm.

Teknik-teknik photografi

Yang sering menjadi kendala utama fotografer pemula adalah kendala teknis. Banyak yang tidak mengetahui dasar dan tidak mengenal kameranya dengan baik. Saya pikir ini penting sekali untuk diatasi sebelum melangkah lebih jauh. Dengan menguasai aspek teknis, kita bisa membuat foto yang kita inginkan.

EXPOSURE / PENCAHAYAAN

Maksud photografi adalah pencahayaan, maka itu sangat penting kita memahami hal ini. Ada 3 faktor utama yang menentukan pencahayaan yaitu bukaan (aperture), kepantasan rana (shutter speed) dan sensitivitas sensor (ISO).

Jenis mode kamera yang bisa dipilih
Jenis mode kamera
Berkaitan erat dengan pencahayaan, pertanyaan yang selalu aku dapat adalah mode kamera apa yang aku harus pakai. Bagi yang memahami prinsip pencahayaan, tentunya lebih cenderung memakai Manual (M), Aperture Priority (A/Av) atau Shutter Priority (S/Tv).
Lalu bagaimana dengan Auto mode, atau Program (P) mode atau scene modes seperti landscape mode (yang gambarnya seperti gunung) atau portrait mode (yang gambar wajah orang dari samping)? Adakah boleh memakai mode itu? Boleh saja kalau belum memahami pencahayaan, tapi bila telah memahami, automatik kita tidak perlu lagi menggunakan mode tersebut.
Aku sendiri pun suka pakai Aperture Priority, kerana aku boleh fokus supaya kelihatan kabur di latar belakang gambar kita.
Mempelajari pencahayaan ibaratnya seperti belajar membawa kereta atau berenang. Pertama kali kita cuba,memang merasa sukar, tapi kalau sudah memahami serta praktikkan apa yang kita paham itu,InsyaAllah, segalanya akan menjadi lebih mudah. Setelah memahami hal ini, hasil gambar akan lebih konsisten.

EXPOSURE COMPENSATION / KOMPENSASI

Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di sebelah kanan seperti ilustrasi di atas. Ini menandakan pencahayaannya terlalu berlebihan
Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di sebelah kanan seperti ilustrasi di atas. Ini menandakan cahaya bergitu terang.
Masih berkaitan dengan pencahayaan, hal yang perlu diperhatikan terutama photografi digital adalah menghindari dari cahaya yang berlebihan sehingga gambar menjadi terlalu terang kerana akan banyak detail yang hilang dan tidak boleh muncul kembali. Untuk melihat apakah gambar kita itu terlalu terang, kita boleh lihat di LCD DSLR atau histogram.
Selain itu, seringkali kita melihat di depan kita terdapat lebih banyak warna gelap daripada terang sehingga gambar menjadi lebih terang. Oleh itu, kita boleh menggunakan fungsi kompensasi pencahayaan.
Nilai kompensasi tergantung pada pandangan kita iaitu jenis pengukur cahaya /metering yang aktif dan jenis kamera.Bagi pendapat aku,kita cuba saja sampai menemukan pencahayaan yang optimal.
Dalam foto ini, kompensasi pencahayaan diperlukan karena sebagian besar area di dalam foto berwarna gelap. Bila tidak, wajah akan terlalu terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data Teknis: Av mode, 200mm, f/4, 1/320 detik, ISO 200, EC -1
Dalam gambar ini, kompensasi pencahayaan diperlukan kerana sebagian besar area di dalam gambar berwarna gelap. Kalau tidak, wajah akan kelihatan terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data Teknik: Av mode, f/4, 1/320 detik, ISO 200, EC -1